Jumat, 23 Januari 2015

Reading Camp yang Tertukar

Saya tau judul post ini mengingatkan kalian ke suatu acara tipi sinetron alay yang entah jaman kapan munculnya dan hilangnya. Tapi siapa peduli? Dimana-mana sinetron memang sudah ditakdirkan untuk membentuk suatu perputaran yang alay namun dinanti masyarakat kebanyakan, dan jangan anggap saya termasuk dalam masyarakat kebanyakan tersebut. Saya hanya menonton Jodha Akbar, camkan itu baik-baik. Kali ini saya akan menceritakan kejadian, di sebuah sudut gelap dimana lesbi dan homo berkumpul. Cerita ini dimulai ketika program Billingual yang mengikutsertakan kelas Reguler di dalamnya...

Pada suatu hari seekor gembel sedang termenung duduk di kursinya. Memikirkan kejadian tadi.
Semua teman gembel kecewa dengan muka murka, mengeluarkan taring yang ileran, matanya merah dengan tangan menggebrak-gebrak meja, ini sih siput gila. Tapi kalo gembel sih bodoh amat lah, dia terima-terima aja, pasrah kepada tuhan yang maha esa dan mematuhi norma-norma yang berlaku di masyarakat walaupun emang dari kelas 8 gembel menanti-nantikan nih Reading Camp melebihi dieuh menanti-nantikan ada yang naksir sama dieuh ieuhh.... Dan juga gembel cuma bisa menghibur salah satu temannya, sebut saja Meng, yang juga ikut-ikutan menggila. Sementara salah satu temannya yang lain sebut saja Al yang kayaknya mencoba beraksi menghindari diri dari penglihatan guru piket yang seram dan menyelinap ke kantin demi sebungkus maccaroni. Yah, gembel dan Meng cuma bisa bergalau-galauan, bernyanyi-nyanyi sambil nempel-nempel di dinding, tapi gak gitu-gitu juga sih. Mungkin kalau diamati dari jauh oleh para pengamat-pengamat maho yang kesepian, gembel dan Meng sudah memenuhi kriteria dan layak sebagai lesbi yang profesional dan bertaraf internasional. Pertarungan sengit antara anak cowok menjadi latar kesedihan mereka, pelajaran BK yang gurunya gak bisa hadir diisi dengan teriakan "CUBIT TETE* DIAAA!!!" "CUBIT TETE* DIAAA!!!" penuh gelora, berlomba-lomba saling cubit, yang berasal dari anak cowok yang mengungkapkan kegalauan mereka dengan cara tersendiri niru-niru film bang Dika. Dan gembel juga males memikirkan nasip mereka kalo kedenger guru di kelas sebelah.

Ngomong-ngomong, sosis s* nice enak juga dimakan pakek emie.